This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 06 November 2017

Pemilihan Pasangan






Dia cocok gak ya sama aku ?

Apa aku siap ?

Bagaimana nanti ?

Seringkali pertanyaan itu muncul, khususnya pada mereka yang berulangkali jatuh bangun dalam mencari pasangan yang cocok. Proses ini biasanya dimulai ketika mereka mulai memasuki masa usia dewasa muda, yaitu usia 20-an sampai 30-an tahun. Hal ini merupakan suatu tugas perkembangan di masa ini (usia dewasa muda) untuk menjalin suatu keintiman, mengembangkan kehidupan yang produktif bahkan menikah dan membentuk suatu keluarga.

Setiap individu yang diberikan pertanyaan tentang pasangan seperti apa yang dicari sebagai partner jangka panjang biasanya tidak mengutamakan penampilan fisik dan lebih mempertimbangkan kualitas personal yang sesuai  pasangan yang hangat, baik, dapat dipercaya, selera humor yang baik dan kompetensi (Fletcher & Simpson, 2000 ; Sprecher & Regan, 2002).

Berdasarkan Stimulus-Value-Role Theory (Murstein dalam Bird & Melville, 1994), seseorang biasanya pertama kali tertarik pada calon pasangan melalui penampilan fisik, kedudukan sosial, reputasi, cara berpakaian, dan sebagainya. Kemudian ia mulai mencari kecocokan dalam hal nilai dan sikap terhadap agama, keyakinan, politik,pendidikan, prestasi, isu lingkungan, dan sebagainya. Semakin banyak ketidaksamaan yang ditemui, semakin mungkin hubungan tidak berlanjut.

Menurut Exchange Theory, pemilihan pasangan juga dapat berlangsungdengan menilai seberapa besar keunggulan dan seberapa kecil kekuranganyang ada pada pasangan dan hubungan yang akan dibina. Enam hal yang biasanya dinilai adalah kasih sayang, status, informasi, uang, harta, dan sikap melayani. Semakin besar keunggulan atau kebaikan yang dapat diperoleh, semakin besar kemungkinan hubungannya berlanjut. Hubunganyang setara biasanya lebih cenderung stabil dan bertahan sepanjang waktu(Foa & Foa dalam Bird & Melville, 1994).

Lalu apakah ada perbedaan antara pria dengan wanita dalam proses pemilihan pasangan ?? jawabanya jelas ada, berikut ini perbedaan pria dan wanita dalam memilih pasangan.

Perbedaan Pria dan Wanita dalam memilih pasangan :

a)        Pria lebih mementingkan atribut fisik daripada wanita, sementara wanita lebih mau menikah dengan lelaki yang kurang tampan.

b)       Wanita lebih suka pada lelaki yang lebih tua, sedangkan lelaki lebih suka pada wanita yang lebih muda.

c)        Wanita lebih mengutamakan segi ekonomi pria, sementara pria lebih mau menikahi wanita yang pekerjaannya kurang mapan atau pendidikannya lebih rendah.

Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana proses pemilihan pasangan antara pria dan wanita, semoga bermanfaat ya guys !!

Refrensi : Mashoedi, Sri Fatmawati. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta : Salemba Humanika.

Hudaniah., dan Tri Dayaksini. 2009. Psikologi Sosial. Malang : Umm Press

Senin, 30 Oktober 2017

Ketertarikan pada Anak dan Orang Dewasa


Keterikatan Orang Dewasa

 


            Hai guys.. setelah kita bahas bagaimana keterikatan seorang anak pada sosok atau figur orang dewasa seakarang kita lanjut bahas KETERIKATAN ORANG DEWASA nih... Pada dasarnya semua manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan dengan hati nurani yang peka dan kebutuhan akan kedekatan bahkan ikatan dengan sesamanya. Ikatan disini bukan hanya ikatan dalam asmara lho.. ikatan disini menyangkut hubungan dalam semua hal misalnya hubungan pertemanan, hubungan persahabatan dan juga hubungan dalam berpasangan.

Lha... yuk kita bahas bagaimana sih ciri-ciri keterikatan orang dewasa, bagaimana sih orang-orang dewasa disekitar kita berhubungan dengan orang dewasa lainnya ???



            Keterikatan orang dewasa biasanya bersifat timbal balik, masing masing pihak tidak hanya menerima tetapi juga memberi perhatian atau bahasa keren nya Give and take, jadi dalam suatu kelompok hubungan pastinya disitu ada proses timbal balik, kalau hanya take and take hubungan tersebut pasti sangat membosankan dan bergerak stagnan.

            Keterikatan orang dewasa biasanya dibentuk diantara rekan sebaya dan kerap kali melibatkan daya tarik seksual, semua orang pastinya membutuhkan teman dan juga sahabat yang dicari dan coba ditemukan melalui konteks kehidupan. ketiga hal tersebut menjadi pembeda antara keterikatan pada anak anak dan pada orang dewasa.

Adapun gaya keterikatan orang dewasa adalah sebagai berikut :

1.    Secure Adults Ia merasa nyaman dengan intiminasi dan memandang dirinya sebagai seseorang yang pantas menerima perhatian dan kasih sayang orang lain. Mereka mendeskripsikan diri mereka relative mudah untuk akrab dengan orang lain dan jarang merasa diabaikan.

2.    Avoidant Adults Ia merasa kurang nyaman saat bersama orang lain.

3.    Anxious/Ambivalent Adults Ia mencari intimasi tetapi mencemaskan cintanya tak terbalas.orang yang ambivalen mendeskripsikan hubungan cinta yang terpenting sebagai obsesi,keinginan akan hubungan timbale balik,pasang surut emosional,dan daya tarik seksual yang ekstrem serta kecemburuan.

Berikut adalah sedikit ulasan mengenai Keterikatan orang dewasa terhadap orang dewasa disekitarnya guys... semoga bermanfaat !!


Referensi :
Hudaniah., dan Tri Dayaksini. 2009. Psikologi Sosial. Malang : Umm Press


Senin, 16 Oktober 2017

Ketertarikan pada Anak dan Orang Dewasa



Ketertarikan pada Anak


      Pernah nggak sih ngelihat seorang anak majikan yang lebih dekat dengan baby sister atau pembantunya dari pada sama orantuanya ?? yah... sudah sering kita jumpai fenomena-fenomena tersebut. Dikarenakan sang orang tua sibuk bekerja jadi si anak di urus sama pembantu atau baby sisternya, alhasil si anak lebih sering menghabiskan waktu dengan beby sisternya daripada sama orang tuanya. Apalagi jika si anak di asuh oleh orang lain sejak bayi, figur orang tua akan semakin kuat dipahami si anak pada orang tersebut.
Dalam teori daya tarik Interpersonal mengatakan jika Semua anak mengembangkan keterikatan dengan pengasuh utamanya. Akan tetapi sifat dari keterikatan ini bervariasi. Mary Ainsworth dan rekannya mengidentifikasi tiga gaya keterikatan utama antara orang tua dan bayi. (a).  Secure Attachment Terjadi ketika orang tua secara umum hadir dan responsive terhadap kebutuhan anak. Anak yang merasa aman biasanya akan merasa mendapat dukungan dan keamanan. (b). Avoident Attachment Terjadi bila orangtua umumnya bersifat dingin,tidak responsive atau bahkan menolak. (c). Anxious Attchemnt Terjadi ketika pengasuh utama tampak cemas dan tidak merespon secara konsisten terhadap kebutuhan bayi. Pengasuh mungkin responsive tetapin terkadang tidak. Akibatnya anak menjadi lebih waspada terhadap tanggapan dan kerap merasa cemas.
Lalu bagaimana sih ciri-ciri seorang anak memiliki rasa ketertarikan terhadap orang tua ??
Adapun 4 ciri keterikatan anak (Collins & Feeney,2004) adalah sebagai berikut.
-          Menjaga Kedekatan (Proximity Maintenance)Anak berusaha tetap dekat dengan orang yang terikat dengannya baik secara fisik maupun psikologis.
-          Kegelisahan Perpisahan ( Separation Distress ) Anak bertambah cemas dan gelisah saat mengalami perpisahan dengan sosok yang dekat dengannya.
-          Orang Terdekat Menjadi Tempat Berteduh ( Safe Heaven ) Pada saat tertekan,saat takut,atau berada pada situasi yang asing,sosok yang sudah diakrabinya akan menjadi sumber kenyamanan dan perlidungan.
-          Orang Terdekat Menjadi Basis Keamanan ( Secure Ase ) Membuat anak merasa aman dan terlindungi sehingga membuat anak bisa mengeksplorasi lingkungan fisik dan social
Berikut adalah penjelasan mengenai ketertarikan seorang anak terhadap orang dewasa yang berada dilingkungannya.

Sumber :
 Mashoedi, Sri Fatmawati. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta : Salemba Humanika.

Senin, 09 Oktober 2017


DAYA TARIK INTERPERSONAL

Dalam hubungan interpersonal atau interaksi diantara dua orang atau lebih terdapat aspek-aspek psikologis yang mendasarinya. Pertanyaan pertama yang relevan adalah “Mengapa orang ingin berhubungan dengan orang lain?” kemudian pertanyaan kedua adalah “Faktor-faktor apa yang terpenting dalam menentukan seberapa jauh kita menyukai seseorang?:”

Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, kita akan mengkaji bagaimana orang bisa saling tertarik, saling kenal-mengenal, bagaimana ada gairah tarik-menarik satu sama lain bahkan sampai seseorang jatuh cinta. Kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang, kita sebut sebagai daya tarik interpersonal.

Definisi Daya Tarik Interpersonal
Menurut Brigham (1991), daya tarik interpersonal adalah kecenderungan untuk menilai seseorang atau suatu kelompok secara positif, untuk mendekatinya, dan untuk berperilaku secara positif padanya.
Daya tarik interpersonal adalah sikap atau sifat yang membentuk seseorang menimbulkan rasa suka. Dengan adanya daya tarik interpersonal itu individu akan lebih bersemangat hidup, dan dapat menyalurkan atau berbagi cerita dengan relasinya, sehingga dapat mengurangi beban individunya.
Faktor-faktor Daya Tarik Interpersonal
Ø  Faktor Internal
Interaksi kita dengan orang lain dapat terjadi dimana saja, misalnya di asrama, pasar, kampus, dll. Akan tetapi, kebutuhan untuk saling berinteraksi dengan orang-orang disekitar kita dapat berbeda-beda. Kebutuhan ini dapat dilandasi oleh hal-hal yang berada dalam diri individu, seperti need to belong (kebutuhan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok) dan karena adanya pengaruh perasaan.
Ø  Faktor Eksternal
Kesamaan (similarity) :  Kita cenderung menyukai orang yang sama dengan kita dalam sikap, minat, latar belakang dan kepribadian.
Kedekatan (proximity) : Pada penelitian mengenai ketertarikan, orang cenderung menyukai mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Semakin dekat jarak fisik, semakin besar kemungkinan bahwa dua orang mengalami kontak secara berulang.
Keakraban (familiarity) : Semakin seringnya kita berhadapan dengan seseorang akan meningkatkan rasa suka kita terhadap orang tersebut.
Daya Tarik Fisik : Dalam masyarakat kita biasanya muncul stereotip daya tarik fisik, yang mengasumsikan bahwa segala sesuatu yang cantik adalah baik. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sepintas seorang individu akan membuat suatu kesimpulan tentang sejumlah asumsi kepribadian dan kompetensi semata-mata berdasarkan penampilan.
Kemampuan : Orang yang mampu, kompeten dan pintar dapat memberi beberapa ganjaran  (keuntungan) kepada kita. Mereka dapat membantu ketika kita mendapatkan sebuah kesulitan, Hal-hal seperti ini menyebabkan orang yang memiliki kompetensi, pintar, lebih disukai daripada yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
Tekanan Emosional (stress) : Bila individu berada dalam situasi yang mencemaskan atau menakutkan ia cenderung menginginkan kehadiran orang lain. Dan hal ini lama kelamaan akan menimbulkan rasa suka kepada orang yang menemaninya tersebut.
Referensi :
·         Mashoedi, Sri Fatmawati. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta : Salemba Humanika.